HANTU KOMUNIS TELAH MENGHANTUI ISTANA!


InfoArenaQQ,- Presiden Indonesia,Joko Widodo kembali digoyang hantu komunisme. Tudingan beracun yang tak beracuh dilayangkan kelompok Alumni 212 itu ditengarai untuk menjatuhkan pamor sang presiden jelang Pemilu Kepresidenan 2 tahun kedepan.
Hantu komunisme akan kembali hidup sehari menjelang peringatan 52 tahun Gerakan yang jatuh pada tanggal 30 September. Sebanyak 30.000 maupun lebih aparat kepolisian akan diturunkan untuk mengamankan demonstrasi anti Partai Komunis Indonesia (PKI) yang digelar oleh kelompok Alumni 212 pada Jumat, (29/9) besok, di depan gedung DPR RI. Diperkirakan lebih kurangnya 50.000 demonstran akan menyemuti kawasan Senayan Jakarta.

Namun demonstrasi yang dinamakan Aksi Bela Umat Islam 299 itu sarat muatan politik yang diarahkan pada Istana Negara. "Saya melihat Jokowi sebagai faktor di balik kebangkitan Komunisme di Indonesia karena hubungan yang kooperatif dengan Cina," tulis Yudi Syamhudi Suyuti, salah seorang penggagas demonstrasi di akun pribadinya di media sosialnya.
Belakangan ini komunisme kembali hidup sebagai senjata ataupun BOM politik untuk menyerang kelompok moderat Indonesia. 2 pekan lalu sebuah diskusi tentang Demokrasi di kantor Lembaga Bantuan Hukum yang digagas sejumlah kelompok HAM diserbu gerombolan tak dikenal yang mengaku anti-PKI. Meski digerakkan oleh kabar Hoaks, kelompok garis keras seperti FPI malah menjanjikan bantuan hukum buat kelompok penyerang.

Sejumlah pengamat menilai isu Komunsime kembali dihidupkan untuk mengumpulkan dukungan jelang Pemilu Kepresidenan 2019. Tobias Basuki,mengatakan "Tidak ada bukti sama sekali terkait kebangkitan Komunisme. Tapi ketika kita sedang menuju Pemilu 2019, hantu komunisme digunakan oleh berbagai kelompok," 
katanya lagi, "Kita menyaksikan munculnya teori konspirasi dari sekelompok petinggi militer dan kelompok Islam untuk kepentingan politik."

Presiden Joko Widodo pernah menjadi korban kampanye hitam saat dituduh komunis dan berdarah Cina saat Pemilu Kepresidenan 2014. Kampanye yang antara lain digalang lewat media cetak maupun sosial, Obor Rakyat, itu kemudian menginspirasi gelombang ujaran kebencian dan fitnah lewat media sosial terhadap bekas Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama, saat Pilkada 2016 lalu.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »